Sunny 16 adalah satu kaedah sukatan cahaya secara anggaran. Tetapi jika digunakan dengan betul boleh mendapat bacaan sukatan cahaya yang tepat tanpa mengunakan meter cahaya dalam kamera.
Cara untuk mendapatkan sesuatu bacaan ialah melalui
1. nilai ISO yang digunakan dan
2. nilai sesuatu keadaan cahaya
a. Setkan shutter speed dulu...
Nilai ISO akan digunakan sebagai ketetapan untuk nilai shutter speed. Nilai ini dipadankan dengan nilai shutter speed yang paling hampir. Misalnya
ISO 50 = 1/60s (paling hampir dengan nilai 50)
ISO 100 = 1/125s
ISO 200 = 1/250s
ISO 400 = 1/500s
ISO 800 = 1/1000s
Nilai shutter speed ini akan dipadankan dengan nilai aperture, untuk mendapatkan "bacaaan tepat". Nilai aperture akan dicari dengan membanding kan keaadaan cuaca/cahaya dengan cerapan yang berdasarkan keadaan-keadaan cuaca/cahaya yang sebelumnya.
b. Setkan aperture pula...
1. Keadaan cahaya terang tanpa sebarang awan yang melindung. (bayang-bayang gelap/keras)
= aperture f/16
2. Keadaan cahaya terang tapi ade sedikit awan nipis di langit.. (bayang-bayang lembut ditepi)
= aperture f/11
3. Keadaan cahaya mendung (overcast) (hampir tiada bayang-bayang)
= aperture f/8
4. Keadaan cahaya yang lebih mendung (tiada bayang-bayang)
= aperture f/5.6
5. Keadaan cahaya tanpa awan di tempat yang banyak balikan cahaya.. seperti di tepi pantai yang banyak pasir atau keadaan bersalji
= aperture f/22
Ini bermakna, f/16 adalah pilihan aperture utama dan dengan sebab itu lah ia di gelar Sunny 16.
Friday, December 24, 2010
Menculik Miyabi?
sape yang kene culik?
Sinopsis(copy dari http://cinema17.blogs.or.id/2010/05/08/sinopsis-menculik-miyabi/):-
Sinopsis Film Menculik Miyabi. Setelah menimbulkan pro-kontra, film Menculik Miyabi yang dibintangi aktris porno asal Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi, akhirnya resmi beredar di bioskop Indonesia mulai Kamis (6/5/2010). Kekhawatiran sejumlah pihak terkait kemunculan Miyabi yang bakal mengumbar aurat dan adegan seronok tak terbukti. Miyabi justru muncul bak perempuan dengan citra yang elegan dan jauh dari kesan esek-esek. Seperti apa kisahnya, berikut sinopsis film Menculik Miyabi tersebut :
Alkisah, pada sebuah pagi yang indah di Negeri Sakura sana, Miyabi, seorang model iklan ternama di Jepang, memulai aktivitasnya. Ia bangkit dari ranjang tempat tidurnya untuk kemudian bergegas mandi. Sejurus kemudian ia merendamkan tubuhnya di dalam bath tube.
Ditemani secangkir kopi, pikirannya menerawang jauh. Ia berhasrat untuk berlibur, tapi belum terpikir kota mana hendak ia tuju. Nah, di sinilah ia terpikir Jakarta sebagai tujuan liburannya. Kebetulan, sebagai bintang iklan, ia mendapat tugas untuk memberi hadiah pemenang kuis langsung ke Jakarta. Kloplah. Rencana itu pun ditulis Miyabi di blog pribadinya.
Kabar rencana kedatangan Miyabi rupanya dibaca tiga anak muda penggemar berat Miyabi. Tak berlama-lama, ketiganya, Kevin (Nicky Tirta), Bimo (Hardi Fadillah), dan Aan (Farish Nahdi) menuju bandara agar bisa bertemu langsung dengan sang idola.
Kisah Menculik Miyabi tak lantas mempertontonkan kehadiran Miyabi di Indonesia. Cerita justru lebih menonjolkan konflik antara Kevin dengan Mike (David Alexandre), rivalnya dalam merebut hati dara cantik bernama Jessica (Herfiza Novianti).
Sejak masih TK, Jessica sudah memikat hati Kevin. Benih-benih cinta itu terus tumbuh hingga keduanya beranjak remaja. Sial, Mike yang kemudian berhasil merebut hati Jessica. Pertarungan antara Kevin dengan Mike tak terelakkan. Sebuah tantangan diberikan Mike kepada Kevin. Katanya, boleh saja Kevin mendekati Jessica dengan satu syarat, ia harus membawa seorang gadis cantik ke pesta yang bakal digelar Jessica.
Mike sadar betul bahwa Kevin tak bakal mudah melewati tantanganya. Maklumlah, Kevin merupakan lelaki lugu, bahkan terkesan cupu alias culun punya.
Awalnya, tak ada yang bisa diperbuat hingga sebuah peristiwa menggiringnya ke petualangan yang tak pernah mereka duga. Sebuah kekacauan menyambut kedatangan Miyabi di bandara justru menjadi langkah awal Aan dan Bimo membantu Kevin mewujudkannya mendekati Jessica dan menerima tantangan Mike.
Di bandara, kisah itu berawal. Tak hanya ketiganya, ratusan penggemar Miyabi ternyata telah menyemut menanti kedatangan sang bintang. Layaknya penggemar fanatik, mereka kerap menimbulkan kekisruhan yang tak terkendali. Keributan tiba-tiba saja terjadi ketika seorang perempuan berparas oriental melenggang menuju arah mereka. Sontak saja, mereka berlari tak terbendung menyambut kedatangan perempuan itu.
Di sini, Aan mencoba cari muka di hadapan Miyabi. Ia berusaha menjadi pahlawan di mata idolanya. Ia memaksa dua sahabatnya, Kevin dan Bimo, untuk menyelamatkan Miyabi. Berhasilkah ketiganya menyelamatkan Miyabi dari kepungan para penggemar?
Yap. Sejurus kemudian, mereka baru sadar, ternyata perempuan yang mereka selamatkan bukanlah Miyabi, tetapi seorang gadis asal Taiwan, Mie Yao Bie (Sabrina Pai), yang kebetulan tampang dan namanya mirip Miyabi.
Tak terima dengan aksi Aan, Bimo dan Kevin, Mie Yao Bie ngambek bukan kepalang. Ia menuding ketiganya sebagai penculik. Sementara itu, Aan dan Bimo justru melihat kecantikan Mie Yao Bie sebagai peluang untuk menjawab tantangan dari Mike terhadap kawannya.
Di sisi lain, hubungan asmara antara Mike dengan Jessica mulai renggang. Sikap kasar Mike membuat Jessica tak nyaman. Ia bahkan ingin memulai hubungan dengan Kevin yang menurutnya lugu dan menyenangkan. Tapi, lagi-lagi, kemunculan Mie Yao Bie malah membuatnya ragu-ragu. Lantas, apakah Kevin cs bisa memenangkan pertaruhan mereka dengan Mike?
Miyabi, bintang yang setahun belakangan ini jadi perbincangan, justru muncul tak mendominasi. Sabrina Pai, artis asal Taiwan yang berparas mirip dengan Miyabi, malah layak disebut sebagai bintangnya. Miyabi malah terkesan sebagai tempelan saja. Kebintangannya boleh jadi hanya menjadi gimmick yang sengaja ditampilkan demi memicu rasa penasaran terhadap sosoknya yang kental sebagai bintang porno.
Di sinilah kehebatan Ody Wahyu Hidayat dalam memainkan isu. Pro-kontra kemunculan Miyabi justru menjadi promosi gratis film Menculik Miyabi. Nama Miyabi kadung diekspos habis-habisan. Alhasil, Menculik Miyabi kini tinggal menuai hasil dari promosi gratis atas pro dan kontra yang muncul selama ini.
Seperti dituturkan Ody, target penonton yang ingin dicapai Menculik Miyabi memang tak tanggung-tanggung, yakni melampaui jumlah penonton film Ayat-Ayat Cinta (A2C) atau paling tidak menembus angka tiga juta penonton.
Wednesday, December 22, 2010
"Inter Cultural In Globalisation To Photography"
Saya mengambilnya dari photomalaysia.. ini leh membuka mata kita terhadapat dunia luar, yang kita anggap seperti di malaysia..
terima kasih kepada saudara speed_demon999_evil atas artikel ini..
1.0
In Bahasa Melayu laa.... Bila tiba Hari Raya Aidiladha (Raya Haji) we will be look to "acara korban" kebanyakkan gambar yang dilihat ialah gambar lembu dikorbankan, secara kebiasaan kita di Malaysia atau pun negara Islam yang lain melihat upacara korban adalah biasa namun jika gambar upacara Korban dipamerkan itu atau pun upacara itu di lakukan di negara bukan Islam mungkin akan berlaku "Offences" ataupun mungkin kerana pertembungan budaya mengakibatkan upacara itu disalah anggap sebagai "Animal Abbuse" ataupun peyeksaan binatanag dalam konteks ini agama menjadi isuesnya sedangkan ia adalah hak juga kebebasan utk melaksanakan kehendak agama.
1.1
Dalam Konteks lain pula situasi yang saya alami sendiri apabila melawat beberapa buah negara untuk fotografi. Sebagai contoh 2 buah negara Indonesia & Saudi Arabia. Rakyat Indonesia menganggap Journalist ataupun Photographer Journalist sebagai satu kerjaya yang amat tinggi hinggakan pernah seorang Wired PJ dari Malaysia menceritakan pengalaman berada di Indonesia bagaikan Raja kerana setiap penggerakkannya di iringi oleh Polis bermotosikal bagi mengelakkan beliau tersangkut dengan kesesakkan lalulintas bukan itu sahaja orang awam amat memberi kerjasama dengan memberi maklumat setelah melihat beliau menggambil gambar disuatu kawasan dalam Jakarta bagi tugasannaya. Pengalaman saya sendiri bila berada disana juga amat senang hati bila melakukan tugasan dengan menghalakan lensa saya tanpa rasa khuatir akan ditegur atau dimarah. Saya membuat Nerative Documentaries dengan berada didalam keretapi untuk merakam penghidupan rakyat Indonesia seharian didalam keretapi hinggakan ada antara mereka mencari rezeki didalam keretapi tersebut. Keretapi itu adalah jenis kita diMalaysia seperti Komuter. Pernah pengalaman saya kena marah dalam keretapi atau pun komuter di Malaysia namun mungkin kesilapan saya kerana tidak berkomunikasi terlebih dahulu. Namun di Indonesia melihat sahaja saya dengan kamera mereka terus sahaja membuat seperti biasa malah saya merasakan lensa saya amat mesra dengan mereka.
Arab Saudi.
Situasi di Arab Saudi amat berbeza dengan negara lain di dunia ini membuktikan "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" benar-benar menjadi isu. Dimana saya sendiri pernah mengambil gambar disana & dirampas oleh pihak berkuasa atas alasan yang menngagap saya seorang pengintip sedangkan waktu itu saya dalam berpakaian "Ihram" (pakai semasa melawat & mekukan ibadah ketanah suci Mekah). Malah menjadi haram untuk kita menngambil gambar seorang perempuan arab disana. Oleh yang demikian penyelesaian tetap ada bagi mengatasinya melalui "Interpersonal Communication" dimana akses untuk merakam gambar seorang perempuan Arab adalah dengan pendekatan seorang jurugambar perempuan juga yang melaksanakannya. Sebagai contoh Jodi Cobb National Geographic Photographer
(http://photography.nationalgeographi...jodi-cobb.html)
"Jodi Cobb covered Israel and the West Bank during Palestinian uprisings. And she was the first photographer to enter the hidden lives of the women of Saudi Arabia. For this assignment, she was welcomed into the palaces of princesses and the tents of Bedouin for a landmark article in 1987." (http://www.nationalgeographic.com/me...hies/cobb.html)
Kesimpulan:
Apa yang saya tulis mungkin hanyalah sebahagian sahaja yang boleh kita bincangkan, pada saya topik "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" adalah sesutu yang menarik malah perkongsian maklumat mengenainya dikalangan forumer dalam PM ini boleh dijadikan panduan sebagai mana pengalaman "Cross Bridge", "Photo safari", "Street Photography" didalam ataupun luar negara & lain-lain lagi outing yang mana memperlihatkan isu "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" boleh dijadikan panduan agar segala kesulitan semasa berada di luar sana boleh diatasi.
In Bahasa Melayu laa.... Bila tiba Hari Raya Aidiladha (Raya Haji) we will be look to "acara korban" kebanyakkan gambar yang dilihat ialah gambar lembu dikorbankan, secara kebiasaan kita di Malaysia atau pun negara Islam yang lain melihat upacara korban adalah biasa namun jika gambar upacara Korban dipamerkan itu atau pun upacara itu di lakukan di negara bukan Islam mungkin akan berlaku "Offences" ataupun mungkin kerana pertembungan budaya mengakibatkan upacara itu disalah anggap sebagai "Animal Abbuse" ataupun peyeksaan binatanag dalam konteks ini agama menjadi isuesnya sedangkan ia adalah hak juga kebebasan utk melaksanakan kehendak agama.
1.1
Dalam Konteks lain pula situasi yang saya alami sendiri apabila melawat beberapa buah negara untuk fotografi. Sebagai contoh 2 buah negara Indonesia & Saudi Arabia. Rakyat Indonesia menganggap Journalist ataupun Photographer Journalist sebagai satu kerjaya yang amat tinggi hinggakan pernah seorang Wired PJ dari Malaysia menceritakan pengalaman berada di Indonesia bagaikan Raja kerana setiap penggerakkannya di iringi oleh Polis bermotosikal bagi mengelakkan beliau tersangkut dengan kesesakkan lalulintas bukan itu sahaja orang awam amat memberi kerjasama dengan memberi maklumat setelah melihat beliau menggambil gambar disuatu kawasan dalam Jakarta bagi tugasannaya. Pengalaman saya sendiri bila berada disana juga amat senang hati bila melakukan tugasan dengan menghalakan lensa saya tanpa rasa khuatir akan ditegur atau dimarah. Saya membuat Nerative Documentaries dengan berada didalam keretapi untuk merakam penghidupan rakyat Indonesia seharian didalam keretapi hinggakan ada antara mereka mencari rezeki didalam keretapi tersebut. Keretapi itu adalah jenis kita diMalaysia seperti Komuter. Pernah pengalaman saya kena marah dalam keretapi atau pun komuter di Malaysia namun mungkin kesilapan saya kerana tidak berkomunikasi terlebih dahulu. Namun di Indonesia melihat sahaja saya dengan kamera mereka terus sahaja membuat seperti biasa malah saya merasakan lensa saya amat mesra dengan mereka.
Arab Saudi.
Situasi di Arab Saudi amat berbeza dengan negara lain di dunia ini membuktikan "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" benar-benar menjadi isu. Dimana saya sendiri pernah mengambil gambar disana & dirampas oleh pihak berkuasa atas alasan yang menngagap saya seorang pengintip sedangkan waktu itu saya dalam berpakaian "Ihram" (pakai semasa melawat & mekukan ibadah ketanah suci Mekah). Malah menjadi haram untuk kita menngambil gambar seorang perempuan arab disana. Oleh yang demikian penyelesaian tetap ada bagi mengatasinya melalui "Interpersonal Communication" dimana akses untuk merakam gambar seorang perempuan Arab adalah dengan pendekatan seorang jurugambar perempuan juga yang melaksanakannya. Sebagai contoh Jodi Cobb National Geographic Photographer
(http://photography.nationalgeographi...jodi-cobb.html)
"Jodi Cobb covered Israel and the West Bank during Palestinian uprisings. And she was the first photographer to enter the hidden lives of the women of Saudi Arabia. For this assignment, she was welcomed into the palaces of princesses and the tents of Bedouin for a landmark article in 1987." (http://www.nationalgeographic.com/me...hies/cobb.html)
Kesimpulan:
Apa yang saya tulis mungkin hanyalah sebahagian sahaja yang boleh kita bincangkan, pada saya topik "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" adalah sesutu yang menarik malah perkongsian maklumat mengenainya dikalangan forumer dalam PM ini boleh dijadikan panduan sebagai mana pengalaman "Cross Bridge", "Photo safari", "Street Photography" didalam ataupun luar negara & lain-lain lagi outing yang mana memperlihatkan isu "Pertembungan Budaya dalam Globalisasi melalui Fotografi" boleh dijadikan panduan agar segala kesulitan semasa berada di luar sana boleh diatasi.
Wednesday, December 15, 2010
Ten Good Habits for a Digital Photographer
this tips i got it from photomalaysia.. hope it can improve our photography skills..
- Shoot in RAW– your digital workflow should be to have Master Files, Edit Files and Special Purpose files. Metadata processors, like Aperture and Lightroom are extremely powerful cataloging applications which double up as fast and efficient post processing tools. Editing with Lightroom for instance, will help you save Hard Disk space because a metadata processor stores only your editing instructions and not the huge PSD or Tiff files which Photoshop creates, for instance.
- With Digital, shoot a little to the right of the Histogram. That is err on the side of slight overexposure rather than underexposure. This is because your digital sensor can capture more details in the highlights than in the shadows. During post processing you will find that you can effectively recover details in what appears to be blown highlights, while noise is the result if you try to pull details out of shadows.
- Where possible, use a Tripod or a Monopod, and a cable release. Make it a habit to carry at least a light monopod. The rule of thumb is, you can hand hold a shot at a minimum shutter speed which is the reciprocal of your lens focal length. A great benefit of shooting with a tripod is that you tend to take more time in studying good angles and good composition. Because digital film is virtually free, we tend not to think carefully enough before we hit the shutter button.
- Keep lenses, filters, eye pieces and sensors clean. P&S cameras which you keep in your pocket or bag, has a propensity for collecting thumb prints on lenses, filters an eye pieces. Nothing is more frustrating than to have a great shot ruined by a greasy thumbprint on your lens.
- Use manual focus. Even though modern auto focusing systems are pretty good, very often your camera can lock focus on an inappropriate focal point, especially when there are no sharp edges within the frame. Get into the habit of using manual focus. It’s usually more accurate.
- Use Spot or Center Weighted metering and explore various exposure alternatives and depth of field options. Don’t trust the LCD at the back of your camera because what you see there is only a tiny thumbnail which usually looks good. You should check the histogram for proper exposure, which means you need to go and learn and understand what a histogram is showing. When chimping what you ought to be looking out for, besides the histogram and clippings, is to look for proper focusing points, proper composition, colour casts, angle of view, cropping or space around your subject and preferred depth of field. . If you are shooting with the intention of converting to B&W, look also for texture, contrasts and lighting.
- Use the lowest ISO setting possible. With the cheaper digital cameras that newbies usually possess, noise is a major issue when you push ISO above 300.
- Bracket, Bracket, Bracket. When shooting unrepeatable shots, always consider bracketing the exposure, by at least half a stop on both sides of the exposure suggested by your camera.
- Use Burst exposure to freeze fast action, and plan ahead for your shot.
- Take the flash off the hot shoe when shooting with flash, Attach an extension lead for your flash or better still use a remote trigger.
Sunday, December 12, 2010
try some potrait...
nice done to me... ahah...
ada jumpa pic portrait lama2... try some modification using PS.. nice..nice..
~pic ketika pg PSNZ melihat pameran ular~
~during trip to KLCC~
~futsal S.E~
~Bersama P.S~
~Presentation Public Speaking~
Saturday, December 11, 2010
Bila rindu
oo... upernyer lagu minyak masak alif amik dari lagu neh...
Bila rindu ku pejam mata mengenangmu
Seakan engkau disisiku
Diriku dirantau orang
Sungguh mesra pelukan mu masih terasa
Cintamu yang suci abadi
Terbayang siang dan malam
Walaupun pun kini kita berjauhan
Wajahmu dan senyumanmu selalu terbayang
Kau tahu diriku tak selamanya mengembara
Tunggulah .. sabarlah
Bila rindu ku pejam mata mengenangmu
Seakan engkau disisiku
Diriku dirantau orang
Semua derita telah kita tempuhi
Segala rintangan kita alami
Kau tahu diriku tak selamanya mengembara
Tunggulah .. sabarlah
Ku kan kembali ..
Oh ... sayang !
Sungguh mesra pelukan mu masih terasa
Cintamu yang suci abadi
Terbayang siang dan malam
Bila rindu ku pejam mata
Seakan engkau disisiku
Terbayang siang dan malam
Seakan engkau disisiku
Diriku dirantau orang
Sungguh mesra pelukan mu masih terasa
Cintamu yang suci abadi
Terbayang siang dan malam
Walaupun pun kini kita berjauhan
Wajahmu dan senyumanmu selalu terbayang
Kau tahu diriku tak selamanya mengembara
Tunggulah .. sabarlah
Bila rindu ku pejam mata mengenangmu
Seakan engkau disisiku
Diriku dirantau orang
Semua derita telah kita tempuhi
Segala rintangan kita alami
Kau tahu diriku tak selamanya mengembara
Tunggulah .. sabarlah
Ku kan kembali ..
Oh ... sayang !
Sungguh mesra pelukan mu masih terasa
Cintamu yang suci abadi
Terbayang siang dan malam
Bila rindu ku pejam mata
Seakan engkau disisiku
Terbayang siang dan malam
Friday, December 10, 2010
.::cuti!!!!::.
hemm... ada beberapa event gempak yg berlaku di trg neh.. tp x berapa memuaskan.. nak wat cam mana... ahaha... layan jelah...
Friday, December 03, 2010
.::yeyeyeyey...CUTI!!!!!::.
Salam...
Akhirnya selepas selesai final n public speaking.. cuti tiba ngan gumbira walaupun hujan melanda.. leh le tido + makan + watch mobie + outing= what a life....
tp time final pun sempat outing.. relese tension katakan sebelum menghadapi paper lain...
Akhirnya selepas selesai final n public speaking.. cuti tiba ngan gumbira walaupun hujan melanda.. leh le tido + makan + watch mobie + outing= what a life....
tp time final pun sempat outing.. relese tension katakan sebelum menghadapi paper lain...
Subscribe to:
Posts (Atom)